Kamis, 19 April 2012

Jelang Barcelona vs Real Madrid A-Z Drama El Clasico (Part II-Terakhir)

MADRID – Jika di bagian pertama sudah membahas A-K dalam ensiklopedia El Clásico, kini saatnya menoleh ke bagian terakhir. Di sini juga banyak terdapan insiden atau peristiwa yang tak kalah menarik sebagai bagian pengetahuan duel keras ini.

L: Laudrup Masterclass
Michael Laudrup tak hanya dikenal sebagai salah satu punggawa kedua rival ini, tapi jika punya kesempatan dalam keterlibatan kemenangan 5-0 di kedua belah kubu. Laudrup membantu kubu Katalan menang 5-0 pada Januari 1994 dan melakukan hal yang sama saat sudah berseragam Los Merengues, di bulan yang sama, setahun berikutnya. Laudrup juga menjadi satu-satunya pemain yang meraup lima titel La Liga berturut-turut di dua klub berbeda.

M: Messi menatap rekor César Rodríguez
Bukan raihan gol di La Liga yang dimaksud tajuk di titik alfabet ‘M’ ini. Tapi perihal rekor gol Rodríguez di El Clásico. Sang legenda masih menjadi pencetak gol terbanyak di duel ini dengan torehan 14 gol. Tapi tak lama lagi, Messi bakal kembali merusaknya. Pasalnya, El Messiah sudah mencapai 13 gol dan hanya butuh sebiji gol lagi untuk memecahkan rekor itu.

N: Nihil Gol
Dalam ratusan duel yang sudah terjadi di antara dua musuh bebuyutan ini, tercatat terjadi delapan kali laga menghasilkan skor tanpa gol, alias 0-0. Terakhir kali keduanya membuahkan skor kacamata, adalah saat pertemuan di tahun 1973.

O: Out of Europe for the First Time
Pihak yang pertama kali sukses melempar sang rival dari panggung Eropa, adalah Barca di musim 1960-61. Kala itu Azulgrana mengakhiri dominasi El Real selama lima tahun di Eropa, dengan memulangkan Madrid di babak pertama dengan kemenangan agregat 4-3.

P: Pig’s Head
Sepanjang balada duel klasik Barca-Madrid, terdapat satu insiden mengerikan sekaligus menjijikkan di tahun 2002. Untuk menghina Luis Figo yang dicap ‘Judas’ (pengkhianat) oleh publik Katalan, beragam makian, cemoohan, hingga lemparan kepala babi tertuju padanya, saat Figo bertamu pertama kali ke Camp Nou berseragam Madrid.

Q: Quini González dan Hugo Sánchez
Persamaan antara ketiganya terletak pada gelar El Pichichi, alias topskorer La Liga. Quini merupakan jugador El Barca terakhir yang mempertahankan gelar itu (1981 dan 1982), sementara Sánchez merupakan perebut rekor Quini selama tiga kali berturut-turut.(1985-1988).

R: Rekor Raúl vs Barca
Raúl González menjadi topskorer kedua dalam pertemuan El Clásico di belakang Di Stefano, dengan 15 golnya (11 di La Liga, 3 di Supercopa Spanyol dan 1 di Liga Champions). Sementara César Rodríguez, Francisco Gento dan Ferenc Puskás ada di lima besar dengan 14 gol.

S: Samitier’s Quadruple
Josep Samitier adalah pemain pertama yang bisa mencetak quattrick dalam satu laga El Clásico. Samitier meraihnya tatkala membantu Madrid membungkam Barca, 5-1 pada April 1926. Sejak saat itu, raihan Samitier sempat disamakan Ildefonso Sañudo (Madrid- 1935), Martin Ventolra (Barca-1935), Sabino Barinaga (Madrid-1943), dan Eulogio Martínez (Barca-1957).

T: The Special One vs Sang Filsuf
Menilik kedua Entrenador, catatan The Special One – José Mourinho bersaing dengan Josep Guardiola. Mou punya rekor empat kemenangan, tujuh imbang dan sembilan kekalahan melawan Barca (bersama Chelsea, Inter Milan dan Madrid). Sementara Pep mengusung rekor sembilan kali menang, empat kali imbang dan satu kali kalah.

U: Unbeaten Streak
Saat ini Barca masih menikmati streak terbaik mereka sepanjang sejarag melawan Madrid di La Liga. Kubu Katalan ini tak pernah kalah di tujuh pertemuan La Liga. Sementara rekor serupa juga pernah diraup Madrid di era 90an, dengan rekor kemenangan berturut-turut yang sama pula.

V: Víctor Valdés vs Iker Casillas
Persaingan di bawah mistar menghadirkan portero Barca – Víctor Valdés yang juga mengklaim trofi Zamora pada empat kali kesempatan. Raihan ini hanya berselisih satu trofi dari legenda Antoni Ramallets. Sementara Iker baru memenangkannya satu kali. Soal rekor kejebolan, Sant Iker kalah unggul, dengan merelakan 29 kali dibobol, sementara Valdés baru 23 gol sepanjang musim ini.

W: Winless in 14
Soal rekor buruk ini, si empunya adalah Real Madrid. Mereka memegang 14 kali kekalahan beruntun selama 90 menit normal dalam 14 kali pertemuan melawan Barca pada semua panggung kompetisi.

X: Xavi sang Raja umpan
Dalam 30 caps-nya di El Clásico, Xavi Hernández sudah empat kali mendulang gol, serta menyuplai delapan assist. Yang paling hebat, empat assist di buatnya dalam satu laga, kala Barca menang 6-2 di Bernabéu pada Mei 2009. Xavi mengirim umpan masing-masing untuk Carles Puyol, Thierry Henry dan dua lainnya teruntuk Messi seorang.

Y: Year 1902
Tahun 1902, tepatnya di tanggal 13 Mei, terjadilah El Clásico pertama sepanjang sejarah. Tapi duel ini terjadi di laga persahabatan dengan kemenangan 3-1 untuk Barca. Sementara clash di arena kompetitif perdana, terjadi di Copa del Rey tahun 1916 yang juga dimenangi kubu Katalan.

Z: Zidane Camp Nou Entrance’s
Menyertai rekor transfer dunia bernilai 75 juta euro dari Juventus di tahun 2001, Zinedine Zidane baru mencetak gol pertamanya setelah diharuskan bertamu ke Camp Nou untuk kedua kalinya. Gol perdananya terhadi di Maret 2002 saat pertemuannya berakhir imbang, 1-1.

Drogba, Pahlawan yang Dikecam

VIVAbola - Sementara publik Chelsea mengelu-elukan nama Didier Drogba usai keberhasilannya mencetak gol tunggal kemenangan The Blues ke gawang Barcelona di leg pertama semifinal Liga Champions, di luaran malah banyak pihak yang mengecam aksi dramatis penyerang asal Pantai Gading itu di sepanjang pertandingan.

Ya, Drogba dikritik habis-habisan karena kerap seperti sengaja menjatuhkan diri sembari mengerang kesakitan usai berduel dengan para pemain Barcelona. Uniknya, kecaman itu bukan datang dari kubu lawan, melainkan pemain-pemain klub lain.

Komentar miring yang paling banyak disorot oleh media adalah dari Wayne Rooney. Penyerang Manchester United itu menyindir Drogba lewat tulisan di akun twitter-nya.

"Drogba, kamu pemain hebat tapi tolong bangun," tulis Rooney.

Twit dari Rooney itu lalu disambung oleh striker legendaris Liverpool, Robbie Fowler. "Apakah Drogba memakai sepatu yang pas...dia sering sekali terpeleset."

Defender Ajax Amsterdam, Gregory van der Weil juga tidak mau ketinggalan mengolok-olok Drogba. "Hahaha Drogba lucu sekali, dia selalu tersungkur ke tanah."

Namun tidak semua pemain berpandangan sinis kepada Drogba. Gelandang Tottenham Hotspur, Jermaine Jenas lebih melihat perbuatan mantan pemain Olympique Marseille itu sebagai bagian dari taktik tim.

"Orang-orang membunuh Drogba dengan menyebutnya sebagai tukang diving, namun saya menjamin gelandang dan bek (Chelsea) senang karena mereka bisa beristirahat," tulis Jenas.

Pada pertandingan yang dihelat di Stamford Bridge itu Chelsea memang terus-menerus digempur oleh Barcelona. Maka tidak salah jika Jenas menyebut aksi 'pura-pura' Drogba itu sengaja di-setting supaya para pasukan The Roman Emperor punya kesempatan untuk sedikit waktu memulihkan tenaga.

Andres Iniesta Puji Pertahanan Chelsea


Gelandang Barcelona Andres Iniesta memberikan pujiannya kepada pertahanan yang sudah ditunjukkan para pemain Chelsea. Berkat pertahanan kokoh tersebut, Chelsea berhasil memetik kemenangan 1-0 atas Barcelona di laga leg pertama semi-final Liga Champions dinihari tadi.

"Kami paham Chelsea selalu beruntung terhadap kesempatan yang telah mereka dapatkan," kata pemain tim nasional Spanyol ini kepada TV3 Catalunya."Mereka hanya memiliki beberapa peluang saja tapi kami ternyata tak cukup mampu untuk bisa menuntaskan sejumlah peluang yang kami peroleh."

"Saat ini masih ada satu pertandingan lagi yang masih harus dimainkan. Kami berharap permainan mereka masih sama, yakni dengan menumpuk pemain mereka di belakang."

"Harus kami akui, mereka bertahan begitu bagus tetapi [di leg kedua nanti] kami akan bermain di kandang dan memperoleh sokongan penonton tuan rumah. Ini tentunya akan menjadi modal besar buat kami," ujarnya.

Laga leg kedua semi-final Liga Champions akan dilangsungkan pada pekan depan. Pada pertandingan tersebut Barcelona akan menjadi tuan rumah menghadapi Chelsea.

Lionel Messi Pesepakbola Paling Berpengaruh Versi TIME


Meski gagal membawa Barcelona menang atas Chelsea di Stamford Bridge dinihari tadi, Lionel Messi tetap mengantungi prestasi tersendiri.

Sebelum laga, striker jebolan La Masia itu dinobatkan oleh TIME, majalah prestius Amerika Utara, sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh tahun ini.

Messi bukan satu-satunya olahragawan yang masuk dalam daftar tersebut karena ada Jeremy Lin dan Novak Djokovic di dalamnya, tapi dia menjadi satu-satunya pesepakbola yang ada dalam daftar itu.
TIME memang rutin setiap tahun merilis daftar orang yang dinilai bisa menginspirasi, mengibur, mentanga dan mengubah dunia dengan cara orang-orang itu sendiri.

Mia Hamm, yang sekarang ini menjadi duta Barcelona menilai Messi sebagai pemain yang sangat berbakat dan rendah hati.

"Saya pernah bertemu dengannya dan dia seperti malu-malu, atau mungkin karena terkendala bahasa, tapi saya bisa menyaksikannya latihan dan jelas bahwa dia merupakan rekan satu ti yang luar biasa," aku Mia.

Frank Lampard: Lionel Messi Lebih Baik Dari Diego Maradona


Gelandang andalan Chelsea Frank Lampard menilai bintang Barcelona Lionel Messi lebih baik daripada legenda sepakbola asal Argentina Diego Maradona.

Seperti yang diketahui, Lampard bertemu dengan Messi dini hari (19/04) dalam laga leg pertama semi-final Liga Champions yang dimenangkan oleh Chelsea dengan skor 1-0, melalui gol tunggal Didier Drogba.
"Saya tumbuh dewasa dengan Maradona, dia adalah idola saya sebagai seorang pemain," ungkap Lampard.

"Tetapi saya pikir dia (Messi) telah mencapai level yang lebih jauh daripada Maradona, terutama di klubnya (Barcelona)."

Dani Alves: Kami Masih Berpeluang Ke Final





Tugas berat menanti Barcelona saat ganti menerima kunjungan Chelsea di Camp Nou pada semi-final II Liga Champions, Selasa (24/4) depan.

Bila ingin melangkah ke final, mereka mesti menang dengan selisih minimal dua gol setelah dipaksa tunduk 1-0 oleh The Blues pada leg pertama di Stamford Bridge.

Walau tak mudah, full-back kanan Barca, Dani Alves, percaya hal itu mungkin diwujudkan timnya.
“Kami masih mempunyai kans untuk lolos ke final, dan kini saya hanya berharap peruntungan kami di depan gawang berubah,” ucap pemain Brasil itu kepada pers.

“Saya yakin pemain terbaik dalam tim Chelsea adalah kiper mereka [pada laga di Bridge], dan itu menjelaskan semuanya.”

Dalam duel pertama, Rabu (18/4) malam waktu setempat, Petr Cech memang tampil brilian dengan mementahkan serangkaian peluang emas The Catalans. Gol tunggal sendiri dilesakkan oleh Didier Drogba pada injury time babak I.

Thiago Alcantara: Kami Kurang Beruntung

Thiago Alcantara menganggap strategi defensif yang diterapkan Chelsea pada semi-final pertama Liga Champions (18/4) sebetulnya menguntungkan bagi Barcelona, hanya saja The Catalans kurang dinaungi keberuntungan dalam laga tersebut.

Jauh lebih mendominasi di Stamford Bridge dan mengkreasikan rentetan peluang dengan dua di antaranya membentur mistar dan tiang, sang kampiun bertahan mesti menyerah 1-0 setelah kebobolan gol tunggal Didier Drogba.
“Saya tak berpikir kita mempelajari suatu hal yang baru tentang Chelsea. Mereka bermain rapat di belakang dan melancarkan serangan balik,” tutur sang gelandang muda di situs resmi UEFA.

“Saya tak berpikir itu satu-satunya faktor yang membuat mereka menang, karena faktanya rencana permainan mereka sebagian menguntungkan kami. Kami jadi leluasa menguasai bola di area-area bagus, dan kami dapat menciptakan kans karena itu.”

“Ini bahkan tak tergolong ‘hari yang aneh’, hanya sebuah ketidakberuntungan dalam mencetak gol, yang seharusnya bisa kami dapat.”

Dengan hasil tersebut, pasukan Pep Guardiola kini diwajibkan menang dengan selisih dua gol bersih pada duel kedua di Camp Nou bila ingin melaju ke final, dan Thiago optimistis Barca dapat melakukannya.
“Ini bukan hasil yang kami cari, tapi sekarang kami harus bersiap-siap untuk leg kedua. Kami tetap tenang dan percaya diri untuk membalik keadaan di leg kedua.”

“Madrid Incar Hasil Imbang di El Clasico”

VIVAbola – Laga bergengsi El Clasico antara Barcelona melawan Real Madrid akan berlangsung di Camp Nou, Sabtu 21 April 2012 (Minggu dini hari WIB). Pertandingan ini sangat krusial dalam perebutan gelar La Liga mengingat kedua tim hanya terpaut 4 poin.

Mantan entrenador Real Madrid, Bernd Schuster, ikut memberikan prediksi mengenai pertandingan ini. Arsitek asal Jerman ini berpendapat Madrid akan mengincar hasil imbang saat bertemu Barca.

“Barca dan Madrid telah mencapai tahap ini, secara normal pasti kelelahan. Hasil imbang sudah bagus untuk Madrid, namun kemenangan akan memberi mereka gelar juara,” ungkap Schuster pada COM Radio.

“Saya tak melihat Mourinho akan mencoba menang, dia tak akan mengambil risiko. Dia tak pernah melakukannya dalam pertandingan seperti ini. Kehilangan gelar La Liga seperti ini akan menjadi bencana,” lanjut dia.

Schuster merasa senang dengan cara Mourinho melatih Madrid. Menurutnya, The Special One tak akan meninggalkan Madrid pada akhir musim.

“Mourinho adalah pelatih pertama Madrid yang tak tergantung pada hasil. Apa yang dia lakukan di konferensi pers membuat saya senang, karena saya juga senang meminta asisten saya untuk berbicara,” kata Schuster.

“Cara Madrid sungguh terorganisir dan kekuatan Mourinho ada di klub, saya tak berpikir dia akan pergi pada musim panas,” tuntasnya.

Madrid saat ini masih memimpin klasemen dengan mengoleksi 85 poin dari 33 pertandingan, selisih 4 poin dari Barca di peringkat kedua.

Rabu, 11 April 2012

Zaragoza - Kemenangan atas Real Zaragoza tak hanya berarti tiga poin buat Barcelona. Laga tersebut juga menandai keberhasilan The Catalans memecahkan rekor mereka sendiri. Dalam hal apa?

Barca menang 4-1 atas Zaragoza dalam laga di Estadio La Romareda, Minggu (8/4/2012) dinihari WIB. Tambahan empat gol itu membuat mereka sudah mencetak 161 gol di semua ajang yang mereka ikuti pada musim ini. Rinciannya: 90 gol di La Liga, 33 di Liga Champions, 23 di Copa del Rey, 8 di Piala Dunia Antarklub, 5 di Piala Super Spanyol, dan 2 di Piala Super Eropa.

Jumlah 161 gol itu adalah rekor baru dalam sejarah Barca. Sebelumnya, jumlah gol terbanyak yang bisa dibuat anak-anak Catalan dalam semusim adalah 158 buah, yakni pada musim 2008/2009.

Hingga sekarang, Barca telah menjalani 54 laga pada musim 2011/2012. Artinya, mereka rata-rata mencetak 2,98 gol per pertandingan.

Dengan musim yang belum berakhir di mana Barca masih menyisakan tujuh laga di La Liga, (minimal) dua laga di Liga Champions, dan satu laga final Copa del Rey, tentunya pasukan Pep Guardiola masih sangat bisa menambah pundi-pundi gol mereka.

Musim-musim Barcelona dengan gol terbanyak:
1. Musim 2011/2012 (masih berjalan) = 161 gol dalam 54 partai. Pelatih: Guardiola
2. Musim 2008/2009 = 158 gol dalam 62 partai. Pelatih: Guardiola
3. Musim 2010/2011 = 152 gol dalam 62 partai. Pelatih: Guardiola
4. Musim 1959/1960 = 143 gol dalam 49 partai. Pelatih: H. Herrera
5. Musim 1996/1997 = 143 gol dalam 60 partai. Pelatih: Bobby Robson

"Barca Bakal Juara Liga Jika Menang di El Clasico"

Bola.net - Mantan pelatih Barcelona, Carles Rexach mengatakan jika Barca akan keluar sebagai juara La Liga jika berhasil mengalahkan Real Madrid di Camp Nou.
Kegagalan Real mengalahkan Valencia di Santiago Bernabeu membuat selisih poin dengan Barca hanya berjarak 4 poin. Dan kini selisih poin kedua tim kembali tereduksi dengan menjadi 1 poin saja setelah La Blaugrana menang telak 4-0 dari Getafe, sementara Real baru akan bertanding melawan Atletico dini hari nanti.

Rexach, yang menjadi pelatih Barca di musim 2001-02, berkata jika Real tengah terdesak dengan tekanan yang diberikan Barca. Rexach juga menambahkan jika laga El Clasico nanti akan menjadi momen krusial penentuan gelar juara La Liga musim ini.

"Barca akan memiliki keuntungan dengan bermain di kandang," ucap Rexach kepada reporter.

"Jika tidak ada sesuatu hal aneh terjadi sebelumnya, saya yakin Barca akan juara La Liga jika berhasil menang dari Madrid di Camp Nou. Karena tidak banyak pertandingan tersisa dan tekanan kepada Madrid akan semakin besar."

"Barca akan melewati saat-saat hebat ini dan Madrid akan semakin tertekan."

"Ketika tim berada dalam tekanan seperti ini, penting rasanya jika ada seseorang dari pihak klub bersuara lantang dan mengatakan tidak ada hal serius yang terjadi. Tetapi saat ini, saya tidak melihat hal itu terjadi di kubu Madrid," pungkas Rexach.

Iniesta: Segalanya Masih Bisa Terjadi

Bola.net - Andres Iniesta meyakini Real Madrid bakal retak di bawah tekanan berat yang disajikan oleh timnya Barcelona di perlombaan meraih gelar La Liga musim ini.
Barca menjadikan gap menjadi 1 poin saja usai membantai Getafe dengan empat gol tanpa balas pagi ini, Rabu (11/4), itu artinya Los Blancos wajib menang jika ingin menjauh lagi di angka 4 saat bersua klub sekotanya Atletico Madrid malam ini waktu Spanyol.

"Madrid memang masih menjadi pemimpin sementara waktu ini," kata Iniesta kepada wartawan. "Mereka memiliki keuntungan dan 1 permainan di tangan."

"Namun ada hal yang telah berubah, dan kami akan terus berjuang untuk menambah tiga poin dalam setiap pertandingan yang tersisa. Itulah yang kami inginkan sampai akhir nanti,"

"Madrid bisa memenangkan pertandingan seperti yang akan mereka hadapi pada malam ini. Namun yang namanya laga derby akan selalu sangat intens," tandas si nomor 8 ini.

Bernd Schuster: Pep Guardiola Seharusnya Dipecat

Bernd Schuster terkejut Barcelona tidak memecat pelatih Pep Guardiola setelah mengklaim raksasa Catalan “hampir mustahil” mengejar Real Madrid dan menjuarai La Liga Spanyol.

Guardiola sempat mengklaim bahwa peluang Barca mengejar ketertinggalan dari Madrid nyaris mustahil, ketika kubu Los Blancos terpaut delapan angka dari klub asuhan Jose Mourinho, Maret lalu. Schuster menilai, komentar negatif itu cukup untuk membuat Guardiola dipecat, mengingat dirinya mengalami hal serupa ketika didepak dari Santiago Bernabeu 2008 silam.

“Saya tidak mengerti mengapa mereka tidak memecat Guardiola ketikadia mengatakan Barca tidak bisa memenangkan La Liga,” cetus Schuster kepada Radio Marca.

“Kebanyakan klub biasanya melakukan hal itu.”

Kubu Azulgrana kini berhasil memangkas ketinggalan dari Madrid menjadi empat angka, menyusul kemenangan 4-0 atas Getafe serta raihan tiga angka El Real usai menaklukkan Atletico Madrid 4-1.

Scolari: Peluang Chelsea Lawan Barca Hanya 10%

SAO PAULO - Laga Barcelona kontra Chelsea di semi final Liga Champions musim ini mengundang komentar dari banyak kalangan, tak terkecuali dari mantan pelatih The Blues, Luiz Felipe Scolari.

Namun uniknya, Scolari justru lebih menjagokan Barca ketimbang Chelsea yang sempat diasuhnya pada 2008-2009 lalu. Scolari bahkan menyatakan bahwa peluang kedua klub adalah 90% - 10% untuk Barca.

Pelatih yang membawa Timnas Brasil juara di Piala Dunia 2002 lalu ini tentunya punya analisanya tersendiri terkait prediksinya ini. Scolari menilai, Barca punya komposisi pemain dan mental yang lebih tangguh dari Chelsea.

“Barcelona punya peluang 90 persen menang saat menghadapi Chelsea,” tutur Scolari dalam sebuah wawancara dengan COM Radio, Kamis (12/4/2012).

“Barcelona jelas merupakan favorit. Meski demikian, tim favorit tetap harus menunjukkan dan meraih kemenangan di lapangan,” sambung pelatih yang kini menukangi klub Brasil, Palmeiras ini.

Laga Chelsea versus Barca merupakan ulangan laga semi final Liga Champions 2008-2009. Kala itu, The Blues harus tersingkir secara kontroversial, karena kalah agresivitas gol tandang (1-1).

Nah, di laga kali ini Chelsea punya kesempatan menuntaskan dendamnya. Pada leg pertama 19 April nanti (dini hari WIB), The Pensioner akan menjamu Barca di Stamrofd Bridge, sementara laga penentuan akan dihelat di markas Barca, Camp Nou, sepekan berselang.

Sejarah Klub Barcelona

SEJARAH BARCELONA FC

Pada tanggal 29 Nopember 1899, Hans Gamper mendirikan Futbol Club Barcelona, bersama dengan penggemar lain sebelas ‘kaki-bola’, sebuah permainan yang masih belum diketahui di bagian dunia.Dia tidak pernah bisa membayangkan besarnya apa inisiatif yang akhirnya akan berkembang menjadi. Selama lebih dari seratus tahun sejarah, FC Barcelona telah tumbuh spektakuler di setiap daerah dan telah berkembang menjadi sesuatu yang jauh lebih besar dari sebuah klub olahraga semata, mengubah Barca’s ‘lebih dari sebuah klub’ slogan menjadi kenyataan.

Barca telah menjadi, bagi jutaan orang di seluruh dunia, simbol identitas mereka, dan bukan hanya dalam arti olahraga, tetapi juga dari segi masyarakat, politik dan budaya. Sepanjang paling sulit kali, Barca adalah standar yang diwakili Catalonia dan Catalan orang keinginan untuk kebebasan, sebuah simbolisme yang terus berhubungan erat dengan keistimewaan dari Klub dan para anggotanya untuk hari ini. Dalam konteks Spanyol, Barca dipandang sebagai klub terbuka dan demokratis. Dan di seluruh dunia, Barca diidentifikasi dengan penyebab peduli, dan terutama anak-anak melalui perjanjian sponsor dengan Unicef.

Untuk abad keseluruhan, FC Barcelona telah melewati saat-saat kemuliaan dan rasa sakit, periode kecemerlangan dan yang kurang sukses lain, kemenangan epik dan merendahkan kekalahan.Tapi semua momen yang berbeda telah membantu mendefinisikan kepribadian sebuah Club yang, karena sifatnya aneh, adalah dianggap unik di dunia.

Dengan lebih dari seratus tahun sejarah, ada alami sudah banyak periode yang berbeda, baik dalam arti sosial dan olahraga. Pada tahun-tahun awal (1899-1922) , dari dasar klub untuk pembangunan stadion Corts Les, Barca adalah klub yang harus membedakan dirinya dari semua tim sepak bola lain di Barcelona, ke titik yang akan datang ke diidentifikasi dengan kota secara keseluruhan. Barca segera menjadi klub terkemuka di Catalonia, dan juga berhubungan sendiri dengan semakin tumbuh rasa identitas nasional Catalan.

Dari Corts Les ke Nou Camp (1922-1957) , klub pergi melalui kontras periode. Keanggotaannya mencapai 10.000 untuk pertama kalinya, sementara sepak bola berkembang menjadi sebuah fenomena massa dan berbalik profesional, dan ini adalah tahun tokoh legendaris seperti Alcantara dan Samitier.Namun karena kesulitan bahan dan masalah politik Perang Saudara Spanyol dan periode pasca-perang, klub ini dipaksa untuk mengatasi keadaan buruk, termasuk pembunuhan presiden Josep Sunyol pada tahun 1936, orang yang sangat yang telah disebarkan slogan ‘olahraga dan kewarganegaraan ‘. Tapi klub selamat, dan masa pemulihan sosial dan olahraga diwujudkan dalam bentuk Nou Camp, bertepatan dengan kedatangan Ladislau Kubala sangat berpengaruh.

Dari pembangunan Nou Camp untuk ulang tahun ke-75 (1957-1974) , Barca menderita hasil biasa-biasa saja tetapi konsolidasi sebagai suatu entitas, dengan terus-menerus meningkatkan keanggotaan dan pemulihan lambat tapi stabil, dalam menghadapi kesulitan, dari identitasnya. Yang jelas sensasi yang sangat yang dinyatakan untuk pertama kalinya dalam kata-kata ‘Barca, lebih dari sebuah klub’ dicanangkan oleh presiden de Narcis Carreras. Dewan dipimpin oleh Agusti Montal membawa pemain Barcelona yang akan mengubah sejarah klub, Johan Cruyff.

Dari ulang tahun ke-7 ke Piala Eropa (1974-1992) klub melihat konversi klub sepak bola untuk demokrasi, awal Núñez panjang presiden Lluís Josep, perpanjangan Nou Camp pada kesempatan dari Piala Dunia 1982 dan Piala Winners Piala kemenangan di Basel (1979), sukses besar bukan hanya dalam arti olahraga tetapi juga dalam satu sosial, dengan dan teladan ekspedisi besar pendukung Barca ke Eropa menunjukkan kesatuan dan bendera Catalan Barcelona. Cruyff kembali, kali ini sebagai pelatih, dan menciptakan apa yang kemudian dikenal sebagai ‘Dream Team’ (1990-1994), yang mahkota kemuliaan adalah penaklukan Piala Eropa di Wembley (1992), yang terkenal berkat gol’s Koeman.

Dari Wembley ke Abu Dhabi (1992-2009) adalah ketika klub yang paling terbaru perkembangan yang terjadi di antara tiga prestasi terbesar, menjadi juara Eropa. Núñez panjang Lluís Josep presiden itu berakhir, dan klub yang ditampilkan potensi terbaik selama perayaan dari klub Centenary. Berikut dari Joan Gaspart (2000-2003), pada Juni 2003 Joan Laporta pemilu dibawa ke kantor, dan awal ekspansi sosial yang baru, mencapai 172.938 anggota, dan keberhasilan yang lebih di lapangan, termasuk empat gelar liga, Liga Champions memenangkan gelar di Paris dan Roma dan FIFA Club World Cup.

Pada musim 2008-09 kedatangan Josep Guardiola sebagai pelatih tim pertama membawa energi baru ke klub dan mereka merekam musim yang paling sukses dalam sejarah seluruh mereka memenangkan enam gelar yang akan selamanya dibakar ke dalam kenangan semua fans Barca. Sukses di lapangan telah membantu klub memperluas peran sosial dan meningkatkan profil medianya. Pada musim 2009/10, Guardiola kedua yang bertanggung jawab, judul Liga dimenangkan untuk tahun kedua berturut-turut, dan kedua puluh tentang sejarah klub, membuat rekor baru dari 99 poin dalam proses. Judul ini belum memutuskan sampai hari terakhir sangat, dengan pertandingan melawan Valladolid, dan perayaan berjalan di depan yang sama malam itu di perusahaan fans di Nou Camp.

Kemegahan dari Futbol Club Barcelona dijelaskan, di antara berbagai faktor lainnya, dengan daftar penghargaan yang mengesankan. Sangat sedikit klub mana pun di dunia telah memenangkan gelar begitu banyak. The Piala Intercontinental adalah satu-satunya trofi utama sepak bola yang belum pernah membuat jalan ke museum klub, di mana klub terbesar kebanggaan dan sukacita tetap tiga Piala Eropa judul menang di Wembley (1992) Paris (2006), Roma (2009) dan FIFA Club World Cup tahun 2009.

Selain menang atas judul’s Eropa,, Club juga memiliki kehormatan menjadi satu-satunya telah muncul dalam setiap edisi tunggal kompetisi klub Eropa sejak turnamen pertama kali diciptakan pada tahun 1955. Barcelona banyak prestasi Eropa di termasuk menjadi, setelah memenangkan gelar itu rekor empat kali

Selain itu, FC Barcelona juga memenangkan tiga Piala Pameran (turnamen sekarang dikenal sebagai Piala UEFA) pada tahun 1958, 1960 dan 1966. Pada tahun 1971, Barca meraih trofi yang langsung dalam pertandingan yang dimainkan antara mereka, sebagai pemenang pertama kalinya kompetisi, dan Leeds United, sebagai yang terakhir.